Monday, December 9, 2013

My Avilla


Love in The Rainy Days, adalah novel Ifa Avianty pertama yang saya baca. Dari kedua novel ini, saya menangkap kepiawaian penulis untuk menciptakan suasana romantis dan mengolah alur yang bisa mempengaruhi emosi pembaca. Lihat saja, bagaimana penulis mengajak pembaca merasakan kegelisahan Margriet, seorang muslimah yang harus mati-matian menata hatinya saat terserang virus merah jambu. Hei, muslimah juga manusia kan! 

Fajar yang lebih muda empat tahun dan teman adiknya, Trudy, membuat hati Margriet kebat-kebit, saat mendapatkan pernyataan cinta darinya. Tapi, keresahan Fajar atas pencarian Tuhan membuat Margriet tidak dapat menerimanya. Waktu berlalu, mengiringi kegundahan Margriet dan pencarian Fajar dengan rasa yang masih terselip di masing-masing hati. Namun, perjumpaan Margriet dengan Phil, yang menyelipkan canda, memberinya kehidupan dan senyum yang baru.
Kini aku baru tahu bahwa cinta dan keikhlasan harusnya duduk berdampingan dan bukannya saling meniadakan ~ h. 15
Saya sempat salah sangka, saat membaca sinopsis novel My Avilla yang lebih condong ke tokoh Trudy. Perkiraan awalku, kisah akan lebih banyak mengangkat proses tokoh Trudy yang berusaha menemukan hakikat cinta dan keikhlasan sang kakak, ternyata bukan. Peran Trudy dalam novel ini sebagai adik Margriet yang merasa tersisihkan oleh sang kakak. Berkebalikan dengan sifat Margriet, Trudy adalah sosok hedon yang menyukai duniawi. Konflik kakak-beradik semakin memuncak saat Trudy menyadari pria yang dicintainya, Fajar, malah menyimpan perasaan pada kakaknya.

Pencarian Tuhan menjadi salah satu konflik dalam alur cerita My Avilla. Fajar dan Phil adalah tokoh yang diselimuti kegelisahan dalam mencari keimanan. Meski menurut saya pembahasan tentang pencarian Tuhan diantara mereka tidak terlalu berat, banyak pemikiran yang menyentuh. Berpikir dan memahami agama membuat manusia semakin menyadari betapa kita sangat membutuhkanNya.
Bagi saya, jika sebuah agama bisa meng-endorse umatnya untuk berpikir lebih dalam dan logis, bukan melulu dogma-dogma, maka itulah agama yang 'benar' bagi umat tersebut ~ h.131
Sayangnya, konflik yang menarik dan alur yang menyentuh tidak didukung dengan kekuatan karakter tokoh. Penuturan cerita dari sudut pandang para tokoh disampaikan dengan gaya yang hampir sama. Tidak terlihat ciri khas dari masing-masing tokoh, bahkan Margriet yang kalem dan Trudy yang blak-blakan tidak terlalu tampak perbedaannya saat dijadikan sudut pandang cerita. 

Untuk akhir cerita, ada bagian yang terasa 'disia-siakan', yaitu konflik Margriet dan Fajar. Agak sayang jika kisah tersebut diceritakan dengan narasi yang sepertinya 'seadanya', karena jika kebersamaan Margriet dan Fajar digali dan dikembangkan, bisa jadi My Avilla akan memiliki sekuel yang menarik. 

Judul: My Avilla
Penulis: Ifa Avianty
Penyunting Bahasa: Asri Istiqomah
Penerbit: Indiva Media Kreasi
ISBN: 6028277495
Cetak: 2012
Tebal: 184 hlm
Ukuran: 20 cm
Harga: Rp. 26.000
Bintang: 3/5

0 comments:

Post a Comment

My Blog List

 

. Template by Ipietoon Cute Blog Design